Anamcell99- Sejumlah pihak terkejut saat Minggu lalu Tiongkok membeli satu pesawat An-225 Mriya(NATO: Cossack) yang bertahun-tahun mangkrak di hangar produksi pabrikan Antonov di Ukraina.
Pembelian pesawat militer terbesar di dunia itu dilakukan melalui Aerospace Industry Corporation of China (AICC) yang bermarkas di Hongkong.
Tidak hanya itu, turut diakuisisi pula cetak biru dan hak produksi pesawat tersebut langsung di Tiongkok. Kontrak ditandatangani pada 30 Agustus 2016 untuk menghidupkan kembali lini produksi An-225 yang saat ini hanya menyisakan satu fuselage tanpa sayap dan segmen hidung.
An-225 Mriya merupakan pesawat angkut strategis dan militer terbesar di dunia, dan dikembangkan dari basis An-124 Ruslan.
Tujuan awalnya adalah menyiapkan pesawat yang mampu mengangkut booster roket Energia dan pesawat ulang-alik Buran dalam rangka mendukung program ruang angkasa Uni Soviet.
An-225 menjalani penerbangan perdana 1988, dan langsung ditampilkan dalam Paris Air Show 1989 dengan membopong Buran di punggungnya sebagai bentuk propaganda Uni Soviet.
An-225 Mriya tercatat memegang 240 rekor dunia dalam hal ukuran dan kemampuan terbangnya.
An-225 diciptakan dengan memperpanjang fuselage An-124 dan menambahkan plug di depan dan di belakang seksi sayap, plus bentang sayap yang diperpanjang sehingga tiap sayap bisa menampung tiga mesin turbofan ZMKB Progress/ Lotarev D-18T.
Perubahan lain dibandingkan An-124 adalah segmen roda pendarat utama di setiap sisi yang mencapai tujuh roda dari lima pada An-124, plus ekor dengan sirip ganda agar pesawat tetap stabil saat membawa Buran di punggungnya.
Dengan segenap perubahan tersebut, An-225 dapat terbang dengan MTOW (Maximum Take Off & Weight) mencapai 640 ton, dengan kargo yang dapat diangkut sebesar 250 ton sejauh 4.000 km dengan bahan bakar kapasitas penuh.
Jika diterjemahkan, pesawat ini dapat mengangkut empat MBT (Main Battle Tank) sekelas T-72/ ZTZ-99 atau enam ranpur sekaligus, atau sampai 600 prajurit bersenjata lengkap dalam sekali jalan saja.
Saat ini hanya ada dua unit An-225 yang operasional. Satu dioperasikan Volga Dnepr yang juga mengoperasikan armada An-124, dan yang lain teronggok di hangar Antonov, yang kemudian dibeli Tiongkok.
An-225 tercatat pernah mengangkut 216.000 paket makanan siap saji dalam sekali jalan bagi para pasukan Amerika yang siap melancarkan operasi Enduring Freedom pada 2002.
Kelemahan An-225 hanya satu: pesawat ini butuh landasan sepanjang 3.500 meter untuk lepas landas dan mendarat karena tidak dilengkapi thrust reverser.